HUT RI Ke-70

HUT RI Ke-70
Mari satukan jiwa dan raga kita untuk indonesia satu

Senin, 30 Maret 2015

Draw, Dream, Drugs

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Kuliah di Farmasi

Siapa bilang kuliah di Farmasi itu membosankan dan gak asik? Nih ane kasih tau beberapa alasan supaya yang udah masuk farmasi makin semangat kuliahnya, dan yang baru masuk jadi bangga sama kuliahnya. Cekidot yak..
1.Farmasi itu Gak Ngebosenin
Gak ngebosenin gimana maksudnya? Jelas-jelas farmasi itu banyak ngitungnya, ilmiah banget, gak asik ih! Wetseehh.. Gak ngitung tiap hari juga kali bro. Di farmasi itu kita juga ada ngapalinnya. Eh, jangan dihapalin deng, tapi dipahami :). Dan ada juga kok mata kuliah yang cuma pake logika aja.
Disini kita juga mempelajari hal lain yang secara gak langsung masih berhubungan dengan farmasi. Nih ya contohnya aja mata kuliah Perilaku Manusia di semester 2. Dulu pas awal matkul ini aku sempet mikir, ngapain ya ada mata kuliah ini di farmasi? Buat apa coba kita liat-liat sifatnya orang, secara farmasi kan hubungannya sama obat dan senyawanya? Dan setelah beberapa pertemuan, aku baru sadar bahwa matkul ini ternyata aplikasinya akan sangat banyak saat nanti sudah jadi farmasis yang nantinya akan berinteraksi dengan berbagai macam sifat manusia.
Apa jangan-jangan justru mata kuliah hapalan yang bikin kalian jadi bosen? -__-
Tapi tetep aja deh farmasi itu gak ngebosenin *ngotot. Kalo semisal kalian jenuh sama mata kuliah hapalan pahaman, masih ada mata kuliah yang ngitung-ngitung. Kalo jenuh kebanyakan duduk di kelas, masih ada praktikum yang bakalan gak bikin bosen. Tuh kan bener, farmasi itu gak ngebosenin! :D 
2. Kompleks tapi Terarah
Kompleks?? Kompleks perumahan maksudnya?
Bukaaannn.. yang dimaksud kompleks disini adalah semuanya ada di farmasi.
Coba deh, kamu mau cari apa? Pelajaran tentang tanaman? Atau kamu kangen sama perkebunan di rumah? Silahkan menuju ke Departemen Bahan Alam (Farmakognosi dan Fitokimia). Pelajari tuh semua tentang lalapan yang kamu suka dari mata kuliah disana. :)
Atau kamu dulu pengen masuk kedokteran tapi gak bisa terus? Jangan sediiihh.. Kamu bisa pelajari mata kuliah semacam Anatomi-Histologi, Faal, dsb dengan dosen-dosen para dokter! Disini kamu akan jadi mengerti seperti apa rasanya kuliah di kedokteran walaupun bukan mahasiswa dari sana. :)
Doyan dengan hal yang berbau psikologi? Atau sosial? Ada juga lho mata kuliah bertema itu, seperti yang udah aku kasih tau di point 1 di atas. Dosennya psikolog juga lho. :)
Kamu punya hobi masak tapi sekarang kamu ngekos jadi agak susah mengeluarkan bakatmu? Tenaaangg.. farmasi punya mata kuliah Preskripsi kok. Di Preskripsi ini nanti kamu belajar bikin sediaan obat. Yahh.. 11-14 lah sama tata boga hehe.. Bedanya, disini harus lebih teliti ngitung berat bahannya, dll. Intinya, harus lebih kuantitatif gitu. Dan nanti kamu akan ngerasain praktikumnya asik banget, kayak ikutan kompetisi MasterChef. Uhuy!
Terus, terus, terarah itu maksudnya gimana sih?? Tadi kan di atas udah dijabarkan kompleks itu maksudnya gimana, nah dari kompleksitas itu coba deh perhatiin masing-masing mata kuliahnya pasti masih tertuju pada satu arah, yaitu farmasi. Biar gak bingung, mari kita kulik-kulik lagi.

Misalnya mata kuliah Botani Farmasi yang tentang tanaman-tanaman. Anak farmasi belajar itu buat apa sih? Ya buat jadi farmasis dong.. FYI, lulusan farmasi itu gak melulu apoteker, tapi dia juga bisa kerja di industri obat, forensik, dan -yang sedang kita bicarain- jadi herbalis, dan sebagainya yang masih berhubungan dengan farmasi. Sebenernya herbalis (ahli tumbuh-tumbuhan) itu ranah kerjanya farmasi juga lho. Nama departemen yang ngeluarin matkul botfar itu Departemen Farmakognosi & Fitokimia atau singkatnya Bahan Alam, pastinya disana mempelajari senyawa obat dari bahan di alam, dalam arti tumbuhan. Ya sudah, semoga tidak bingung ya :)
Terus nih, yang mata kuliah dari kedokteran. Buat apa farmasi belajar ranah kedokteran? Yang ini jawabannya sangat jelas banget. Obat yang farmasi bikin kan untuk manusia. Nah, masa' kita mau bikin obat buat manusia tapi kita gak tau dalem-dalemnya manusia? Gak cuma itu, kita kan juga harus tau obat itu nanti senyawanya lewat mana aja di tubuh manusia? Ya nggak? :)
Untuk mata kuliah yang berbau psikologi, udah jelas juga, seperti yang dijelasin di point 1 tadi tentang matkul Perilaku Manusia. Itu cuma salah satu contohnya sih. Masih ada banyak lagi matkul yang berhubungan dengan psiko-sosial di farmasi. Dan ilmu itu bakalan berfungsi banyak saat kita sudah bekerja, terutama yang nantinya mau fokus jadi apoteker, yang harus memahami keadaan pasiennya. Gak kalah kan sama dokter? :)

3. Beda Sendiri
Ini agak khusus nih buat yang kampus farmasi tercintanya terletak di tengah-tengah jurusan non-eksakta, kayak farmasi-nya UNAIR, hehe.. Untuk sekedar informasi aja, Farmasi UNAIR terletak di kampus B, yang dimana disana merupakan tempat para fakultas-nya bidang IPS berdiri. Dan disana pula ada satu-satunya fakultas bidang IPA, yang tak lain dan tak bukan adalah Fakultas Farmasi #jreng,jreng,jreng..
Jujur aja, dulu awalnya agak minder gitu. Fakultas lain kayaknya kuliah nyante aja gitu, siang-siang mereka udah pulang, udah nongkrong. Kita sampe sore masih kuliah, praktikum. Malemnya pasti begadang ngerjain laporan.
Tapi itu dulu, sekarang tidak. Kan sudah minum La**segar. 
Lama-lama akan terbiasa. Itu bukan suatu masalah besar. Justru, itu yang membuat kita jadi BEDA SENDIRI di antara fakultas lain. Istilahnya, bagai kembang di antara sepatu. Eh, maksudnya kembang di antara kumbang. :p
Di kampus B, cuma farmasi yang punya jas lab. Di kampus B, cuma farmasi yang mata kuliahnya paketan terus. Di kampus B, cuma farmasi yang di bidang eksakta. Hidup farmasi! :D *ngibarin bendera Slank*
NB: orasi barusan cuma buat mengobarkan semangat mahasiswa ataupun calon mahasiswa farmasi. Maap deh kalo mungkin terkesan egois :) *sifat plegmatis si penulis keluar*. 

4. Kerja InsyaAllah Gampang
Kalo diperhatiin, dalam mendapatkan kerja, farmasi itu gak jauh beda kok sama kedokteran.
Semisal kamu kuliah di kedokteran, setelah lulus S1 (S.Ked.), kalo kamu pengen buka praktek, tentu kamu harus mengantongi ijazah profesi dulu biar dapet ijin praktek. Nah, itu sama aja kok kayak farmasi. Setelah lulus S1 farmasi (S.Farm.), kalo kalian mau buka apotek, harus ambil program profesi dulu (Apt.) selama satu tahun, setelah itu mengucapkan Sumpah Apoteker, barulah kalian bisa dapet ijin praktek buka apotek. Eh, tapi kalo udah punya apotek sendiri jangan suka ditinggal-tinggal ya. "No Pharmacist, No Service" dan harus "Patient-Oriented" (Harusnya sih.. tapi kenyataannya.. ).
   
 5. Farmasi termasuk Fakultas dengan Prospek Gaji Tertinggi 
Wuiiihh.. sumpah lo??! Iyap, bener lho, saya aja juga baru tau. Nih cekidot disini. Walaupun ini berdasarkan penelitian di Amerika, tapi paling enggak kita sebagai calon Farmasis di Indonesia harusnya bisa maju seperti itu. Bahkan saya pernah denger sendiri dari salah satu dosen, beliau berkata bahwa, "Farmasis adalah pekerjaan paling mulia di dunia,". Wuih, so sweet. Bahkan (lagi) barusan saya google, ternyata Pharmacists are among the most trusted professionals. Eh kok lama-lama gak nyambung ya sama subjudulnya? -_-


Nah, nah, nah, udah siap untuk masuk ke dunia Farmasi?
Oh ya, dan sekali lagi, artikel hanya untuk kepentingan membangkitkan semangat mahasiswa dan calon mahasiswa Farmasi (serta mungkin siswa SMF). YIIIHAA!! :D

Rabu, 25 Maret 2015

obat herbal untuk asma

Pengobatan untuk penyakit asma bisa dilakukan dengan cara tradisional menggunakan daun-daunan atau tumbuh-tumbuhan. Penyakit yang satu ini disebabkan karena ada penyempitan saluran nafas yang mengakibatkan kesusahan dalam bernafas. Penyempitan tersebut disebabkan karena adanya inflamasi yang terjadi di saluran pernafasan atau mungkin produksi mucus yang berlebihan. Obat alami untuk asma akan memudahkan anda ketika salah satu keluarga atau bahkan anda sendiri terkena serangan asma karena sifat asma tersebut bisa saja terjadi kapanpun. Jika anda ketergantungan obat asma dari dokter dan pada saat kambuh obat tersebut tidak ada, maka cara tradisional dapat membantu penyembuhan tersebut.

Ramuan dengan cara tradisional sebagai obat alami untuk asma adalah meracik daun-daunan seperti daun seledri serta tambahkan waru, garam dan juga gula aren. Apabila semua bahan tersebut sudah anda sediakan untuk diracik, tumbuk bahan-bahan tersebut dengan menggunakan perbandingan daun waru lebih banyak dari daun seledri. Contohnya untuk daun seledri sebanyak 3 tangkai, maka daun waru 9 lembar. Setelah itu, hancurkan semua bahan tersebut, tambahkan ½ gelas air panas dan aduk hingga merata. setelah semuanya beres, minumlah racikan tersebut secara teratur setiap pagi ketika anda bangun tidur untuk mempercepat kesembuhan asma anda.

Cara lain untuk menyembuhkan asma dengan obat alami untuk asma adalah menggunakan bawang putih. Pastinya setiap orang di Indonesia memiliki bawang putih hampir disetiap rumah, tapi jangan lupa bagi yang mempunyai penyakit asama sisakan bawang putih untuk memasak anda untuk dijadikan racikan penyembuh asma. Caranya yaitu menumbuk atau memotong kecil 5 siung bawang putih dan rebus dengan air 1 gelas. Tunggu sampai mendidih sehingga volume air menjadi setengah gelas. Setelah itu untuk menutupi rasa khas bawang putih tambahkanlah madu satu sendok makan. Apabila sudah mendidih dan volume air menjadi setengahnya, tunggulah sampai tidak terlalu panas. Setelah itu minumlah racikan ini. Untuk mempercepat penyembuhan minumlah racikan ini 2 kali dalam sehari dengan selalu membuat racikan baru dan juga pengobatan ini dilakukan secara rutin diminum di pagi hari dan sore hari selama 1 minggu.

smk alhusna cisaga

YAYASAN PENDIDIKAN AL HUSNA
SMK AL HUSNA CISAGA
Izin PPDB Nomor : 421.3/539-disdik/2012
Jalan Raya Banjar-Ciamis Kecamatan Cisaga
SMK AL HUSNA CISAGA
A.   Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang harus mampu serta sanggup menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang berjiwa pembangunan, beriman dan bertaqwa, cerdas, terampil, dan sanggup membangun dirinya serta bersama-sama sanggup membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
Dalam Negara berkembang masalah lapangan kerja dan pengangguran sering menjadi masalah, hal itu biasa terjadi karena kurangnya lapangan kerja atau tenaga kerja yang kurang terampil, sehingga sering terjadi adanya tidak sinkron antara lapangan kerja yang ada dengan tenaga kerja yang sesuai, selain itu tentu saja diharapkan adanya lapangan kerja yang baru.
Program pemerintah yang menghendaki lebih banyak tenaga yang terampil, dengan didirikannya sekolah kejuruan yang lebih banyak dari pada sekolah umum.
Mengingat hal tersebut di atas, maka Yayasan Al-Husna  Kabupaten Ciamis akan mendirikan Sekolah kejuruan yang mendukung hal tersebut.
B.   Landasan Hukum
1.    Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.    Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1999, Tentang Pendidikan Menengah Kejuruan
3.    Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0450/U/1992, Tentang Sekolah Menengah Kejuruan.
4.    Surat Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Ketua Umum Kadin Indonesia tanggal 17 Oktober 1994, Nomor 026a/U/1994 dan No. 84/KU/X/1994.
5.    Kepmendiknas NO. 053/U/2001, tentang Penyusunan Standard Pelayanan Minimal.
VISI
Terwujudnya lingkungan akademis kesehatan yang unggul dalam pembelajaran, mampu menjawab kebutuhan tenaga kesehatan yang berdaya guna, terampil sesuai dengan kapasitasnya berdasar pada iman dan taqwa.
MISI
  1. Menigkatakan kualitas pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang Kompeten, profesinal, dan  berkualitas pada setiap kompetensi keahlian sesuai tuntutan dunia kerja.
  2. Menyiapkan tenaga kesehatan yang beriman dan bertaqwa dan mampu bekerja di dunia kerja, bidang kesehatan baik di dalam/ luar Negeri.
  3. Menyiapkan tenaga kesehatan baik dalam kemampuan wirausaha yang handal, unggul dan relevan.
  4. Mengembangkan jalinan kerjasama dengan industri pelayanan kesehatan untuk kepentingan pembelajaran dan pelayanan.
C.      Tujuan
Dengan berdirinya sekolah ini diharapkan akan mampu :
1.    Menghasilkan Tenaga Kerja Menengah yang Profesional di bidang Kesehatan, khususnya Keperawatan, Farmasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan masa mendatang.
2.    Menghasilkan Tenaga Kerja Menengah Kesehatan di  bidang Keperawatan yang mampu membantu para Perawat Medis dalam tugasnya.
3.    Menghasilkan Tenaga Kerja Menengah Kesehatan di bidang Farmasi yang mampu membantu para Apoteker dalam tugasnya.
4.    Menghasilkan Tenaga Kerja Menengah yang punya kemampuan untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, serta mampu bersaing dengan Tenaga Kerja Menengah dari tingkat pendidikan yang setara.
D.      Sasaran
1.  Mencetak Tenaga Kerja  Kesehatan di  bidang Keperawatan yang mampu membantu para Perawat Medis dalam tugasnya.
2.  Mencetak Tenaga Kerja Menengah Kesehatan di bidang Farmasi yang mampu membantu para Apoteker dalam tugasnya.
3.  Mencetak Tenga Kerja Menengah yang punya kemampuan untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, serta mampu bersaing dengan Tenaga Kerja Menengah dari tingkat pendidikan yang setara.
4.  Menyeimbangkan antara kebutuhan industri kesehatan dengan kompetensi pembelajaran di SMK Al-Husna.

PERAN DAN KOMPETENSI ASISTEN APOTEKER

Pendahuluan

Akhir – akhir ini telah timbul polemik tentang siapa, apa dan bagaimana peran seorang Asisten Apoteker, terutama untuk pekerjaan pelayanan kefarmasian ( Pharmaceutical care ) yakni satu bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Asisten apoteker sebenarnya bukanlah gelar akademis, tetapi sebutan untuk orang yang bekerja membantu apoteker dalam kerja profesi farmasi. Sering ada terjadi bahwa seorang apoteker di apotik bekerja sebagai asisten (pembantu) apoteker lain yang menjadi APA di apotik itu. Malah ada pula apoteker menjadi apoteker pendamping yang bertugas membantu APA di apotik tersebut.
 

    Dalam Permenkes No. 679/2003 seolah terkesan asisten apoteker adalah “ gelar “ yang diberikan kepada lulusan untuk sekaligus tiga jenis institusi pendidikan yang berbeda kurikulum kompetensinya dan stratanya.

Profesi apoteker ( dulu dikenal dengan istilah “polyvalent” ) dapat dilaksanakan diberbagai bidang pekerjaan, seperti apotik, industri, distribusi, litbang, pengawasan mutu, dll. Kesemua bidang ini dalam kerja profesi apoteker memerlukan pembantu yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Jika kita pahami masalahnya, tentu tidak sulit memperjelas mana asisten apoteker untuk membantu apoteker di laboratorium sebagai analis farmasi dan makanan, mana yang berkompetensi membantu apoteker dalam pelayanan farmasi di apotik, di industri, di litbang, dst.Sejarah dan latar belakang asisten apoteker.
Di Indonesia,  pada zaman Hindia Belanda sudah ada pendidikan asisten apoteker. Semula asisten apoteker dididik di tempat kerjanya di apotik oleh apoteker Belanda. Setelah calon tersebut memenuhi syarat maka diadakanlah ujian pengakuan bertempat di Semarang, Surabaya dan Jakarta. Warga Indonesia asli yang lulus pertama ujian di Surabaya adalah pada thn 1908. Menurut buku Verzameling Voorschriften Thn 1936 yang di keluarkan D.V.G dapat diketahui bahwa dengan keputusan pemerintah Belanda No.38 thn 1918 dan diperbaharui dengan Kep No. 15 thn 1923 ( Stb. No. 5 ) dan Kep No.45 thn 1934 (Stb 392) didirikanlah Sekolah Asisten Apoteker dengan nama“Leergang voor de opleiding van apothekers-bedienden onder de naam van apothekers-assistentenschool“. Syarat pendidikan dasarnya Mulo bag B (setara SMP PaspaL). Pada waktu itu jumlah murid sangat dibatasi dan jumlah yang diluluskan juga dibatasi sampai hanya 20% (luar biasa ketatnya).
Pada zaman pendudukan Jepang, sekolah asisten apoteker baru dimulai lagi pada tahun 1944 di Jakarta, lamanya hanya 8 bulan dan hanya dua angkatan. Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia membuka sekolah asisten apoteker di beberapa kota seperti Yogyakarta, Jakarta dan beberapa ibukota provinsi lainnya.
Jadi melihat sejarahnya memang semula asisten apoteker diadakan untuk membantu kerja apoteker Belanda yang bekerja di apotik pada waktu itu sangat kurang jumlahnya. Sekarang di Indonesia ternyata masih diperlukan mungkin karena apoteker sangat jarang berada di apotik selama waktu buka apotik.

Pembahasan

Kita ingin membahas untuk menjawab dua pertanyaan pokok. Pertama, apakah tenaga menengah farmasi asisten apoteker ( lulusan SMF/SAA ) untuk pharmaceutical care masih diperlukan. Atau seperti tuntutan pihak tertentu, pelayanan tsb harus dilakukan oleh tenaga lulusan JPT ? Istilah asisten berasal dari kata assistent ( bahasa Belanda) yang artinya pembantu, asisten, wakil ( A.L.N. Kramer Sr. Kamus Belanda).
Untuk menjawabnya kita lihat ke negeri yang melahirkan tenaga asisten apoteker, yakni Negeri Belanda. Kenyataannya dalam sistem pelayanan kefarmasian di apotik di Belanda, saat ini masih menggunakan tenaga asisten apoteker sebagai pembantu kerja apoteker. Asisten apoteker disebut tenaga menengah karena dasar pendidikan umum dari jalur MAVO, Middelbaar Algemeen Vormend Onderwijs ( setingkat SMP plus, yakni SD +4 thn ) lalu dididik 3 tahun di MBO, Middelbaar Beroeps Onderwijs (setingkat SMK) bidang farmasi. Dalam sistem pendidikan nasional mereka memang sudah ada pengarahan bakat dan minat mau kemana siswa akan melanjutkan pelajaran. Kalau mau ke akademi, maka liwat jalur HAVO, Hoger Algemeen Vormend Onderwijs ( SD plus 5 tahun). Untuk ke perguruan tinggi maka harus lewat jalur VWO, Voorbereidend Wetenschappelijk Onderwijs (setara SMA). Pemilihan jalur itu tergantung prestasi akademik siswa sendiri dan ditetapkan oleh sekolahnya. Memang ini karena pemerintah Belanda punya program bahwa hanya sekitar 30 % siswa bisa ke perguruan tinggi. Sejumlah 70 % diarahkan ke pendidikan kejuruan dan keterampilan yang sangat banyak butuh tenaga kerja.
Di Indonesia dalam Undang - Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, telah ditetapkan wadah Sekolah Menengah Kejuruan, dimana telah ditetapkan pula pada bidang keahlian Kesehatan, program keahlian Farmasi. Ini memantapkan bahwa asisten apoteker adalah produk pendidikan menengah setara SMK ( seperti sistem di Negeri Belanda saat ini)
Didalam beberapa kesempatan, pejabat Diknas sering menyampaikan bahwa ratio pendidikan antara SMA dan SMK saat ini adalah 70 : 30 dan akan dibalik menjadi 70 SMK dan 30 SMA. Ini berarti secara logika bahwa pendidikan menengah kejuruan farmasi ( SMF /SMK Far ) akan lebih ditingkatkan jumlah dan kualitasnya pada masa mendatang.

Kesimpulan dan saran

1. Melihat sejarahnya di Indonesia, nama dan peran asisten apoteker sudah melekat hampir 100 tahun ( lulusan pertama tahun 1908 di Surabaya).
Dihitung secara jumlah, mungkin sudah ratusan ribu lulusan A.A dan mungkin masih puluhan ribu A.A diseluruh Indonesia yang tetap mengabdikan profesinya membantu apoteker di apotik atau fasilitas kesehatan lainnya, dan mereka bekerja tanpa menghitung hitung apakah apotekernya sama - sama bekerja profesi hadir ditempatnya bekerja.
2. Dengan pembahasan diatas, diharapkan makin mudah kita memahami eksistensi dan peran asisten apoteker selama ini, maka diharapkan kita lebih arif dan bijaksana pula memahami materi dan jiwa dari Kep.Menkes R.I No. 679/Menkes/SK/V/2003 tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker.
Ditilik dari sebutan yang tertulis dalam keputusan tsb, istilah asisten apoteker untuk tenaga ketiga jenis institusi lulusan itu mempunyai arti yang sama yakni membantu kerja profesi apoteker.
Yang berbeda adalah bidang kerjanya. Itu tergantung dari kurikulum pendidikan yang didapatnya dan kompetensi yang dimilikinya. Sekali lagi kita lihat bahwa kerja profesi apoteker itu mencakup semua bidang ( apotik, industri, litbang, pengawasan mutu, distribusi, pemasaran dll. ). Untuk setiap bidang tentu disesuaikan kompetensi apa yang diperlukan dan harus sesuai dengan kompetensi / kurikulum pendidikan yang dimilikinya. Kompetensi di laboratorium berbeda dengan kompetensi di apotik yang memerlukan ketrampilan membaca resep, meracik, ketelitian dan kecepatan.
Untuk industri atau Litbang atau Lembaga pengawasan mutu tentu sangat diperlukan kemampuan ilmu yang lebih dari sekadar trampil dari membaca resep, meracik atau menyerahkan obat kepada pasien di apotik.
3. Sebagai penutup penulis ingin menyampaikan bahwa sumbangan pemikiran dalam pembahasan asisten apoteker ini adalah sebagai sumbang saran, karena penulis ( yang telah menggeluti dunia pendidikan menengah farmasi selama 40 tahun ) sangat prihatin atas komentar , pendapat yang dilontarkan tanpa informasi yang lengkap. Kita bersama ingin mencegah berkembangnya budaya salah menyalahkan, mau menang sendiri dan yang paling mengkhawatirkan adalah lupa bahwa kita sebenarnya bergerak dalam dunia pendidikan yang penuh etika.
4. Terima kasih.
Ref :
1. U.U No.20 / 2003 tentang. Sisdiknas
2. P.P 25 Thn 1980 ttg Apotik
3. Kep. Menkes No. 679 / 2003 tentang. Reg dan izin kerja A.A
4. Kep.Menkes No. 1027 /2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotik
5. Drs. Sunarto Prawirosujanto , Sejarah Perkembangan Farmasi di Indonesia ( Penerbit UGM 1972)
6. Drs. J. Hazeveld, Hilversum, Belanda. (ex SAA, wawancara)